Disebuah Universitas swasta di pulau Jawa, Zahra diterima di Fakultas kesehatan jurusan
Psikologi. Pagi itu hari pertama Zahra masuk kuliah,tepat dihari inilah technical
meeting untuk persiapan orientasi dinamika kampus (ordik) yaitu tahapan yang
harus dilalui oleh seorang mahasiswa baru (maba) sebelum memulai
perkuliahannya. Dalam ordik ini semua maba dibagi menjadi beberapa gugus (1-20)
yang terdiri atas 20 orang maba dan Zahra sendiri mendapat gugus 9 (gugus
kesehatan). Ordik ini begitu menyita waktu Zahra karna dia disibukkan dengan
berbagai macam persiapan dan perlengkapan yag harus dibawa olehnya, dari mulai baju,property
yang harus digunakan sampai bekal makanan juga harus dibawa olehnya.Hari yang
dinantipun tiba yakni hari pertama dimulainya ordik,acara tersebut begitu padat
karna dimulai pukul 05.30-23.00 dan itu berlangsung selama 2 hari.
Setelah masa ordik berakhir proses belajar
mengajarpun dimulai,dosen pertama masuk didalam kelas suasana kelas seketika
hening dan terasa agak kaku karna diantara kita satu sama lain belum saling
mengenal dan ketika dosen tersebut duduk beliau mulai mencairkan suasana dengan
acara perkenalan diantara kami. Satu persatu teman-teman Zahra memperkenalkan
diri,lumayan mudah bagi Zahra untuk mengingat satu persatu nama teman barunya
yang berjumlah 20 orang tersebut. Saat dosen mata kuliah pertama berakhir
teman-teman baru Zahra masih melanjutkan sesi perkenalan mereka dengan saling
bertukar no.handphone.
Dengan seiring berjalannya waktu Zahra begitu
akrab dengan semua teman-teman sekelasnya. Dari mulai belanja buku kuliah
bareng,pergi ke taman kota hingga rujakan di masjid belakang kampus. Tetapi
Zahra merasa ada yang aneh denga dua orang teman sekelas mereka yakni aman dan putra, Zahra tak pernah
melihat keberadaan mereka saat semua teman-teman sekelasnya berkumpul. Rasa
penasaran Zahra mendorongnya mencari tahu apakah penyebab dari sikap kedua temanya
tersebut. Dengan bermodal menkominfo wanna be (mahasiswi yang bertugas
memberikan informasi kepada teman sekelas mengenai jadwal kuliah) Zahra mencoba
mendekati dua temanya yang memiliki dunia sendiri tersebut mendapatkan balasan
yang dingin dari keduanya.
Berkat semangat yang tak pernah menyerahlah
Zahra menemukan satu titik kesempatan dimana putra bisa lebih terbuka dengannya
dan bisa mulai bercerita kesana kemari dengan Zahra walau masih begitu kaku, Sedangkan
aman belum bias membuka dirinya. Di waktu yang bersamaan Zahra juga menjalin
hubungan/berpacaran dengan salah satu kakak tingkatnya yang bernama andi. Kisah
itu berjalan singkat dan diam-diam,Zahra membuat keputusan mengakhiri
hubungannya ketika Zahra tahu bahwa andi adalah seorang playboy/buaya darat
dikampus. Mengetahui semua itu Zahra bersyukur bahwa dia bisa putus dengan andi
dan tidak terjerumus terlalu jauh dengan andi.
Saat putra menyapa dalam SMS Zahra
menceritakan kisah putusnya kepada putra,saat cerita Zahra berakhir putra
menyatakan bahwa dia mengagumi Zahra sejak awal pertemuan mereka dalam kelas
saat perkenalan hari pertama itu,tetapi karna pengalamanya Zahra begitu
hati-hati dengan ungkapan laki-laki dan Zahra menganggap biasa saja pernyataan
andi tersebut. Keesokan harinya saat Zahra bertemu putra dikampus dia mencoba
bersikap biasa-biasa saja dan menganggap tidak terjadi apa-apa tetapi
sejujurnya hati Zahra sama sekali tak setenang sikap yang ditunjukkannya pada
putra. Beberapa hari setelah pernyataan hati putra,sikap putra pada Zahra jauh
lebih care dan ini membuat Zahra semakin tidak tenang. Karna dia tahu bahwa ada
dua orang teman sekelasnya yang menyukai putra yakni ayu dan dewi. Zahra
berusaha menceritakan pada putra bahwa ada yang menyukainya dikelas,tetapi memang
cinta sudah menentukan pilihannya walau didepannya intan berlian akan ia
biarkan lewat begitu saja,dan berulang kali putra berkata bahwa dia hanya bisa
menganggap mereka sebagai teman dan tidak lebih dari itu.
Berada pada situasi seperti ini Zahra begitu
bimbang,karna perasaan tidak enak pada kedua temannya itu. Zahra memutuskan
untuk menjauhi putra dan berharap putra bisa melupakannya. Tetapi kenyataan
berkata lain yang ada cinta itu mulai tumbuh dihati Zahra.
Sampai pada saat dimana satu kelas mereka pergi
mengikuti acara diklat/pelatihan di kota malang. Takdir kembali menyatukan
keduanya, tanpa direkayasa Zahra satu kelompok dengan putra. Oh, YA
ALLAH…teriaknya dalam hati. Hari pelatihan dimulai dan semua kegiatan mereka
lalui bersama itu membuat hati Zahra begitu menyesak karna perasaan cintanya
pada putra. Rasa itu semakin kuat saat dia melihat putra sedang bercanda tawa
dengan uli,hati Zahra begitu terbakar cemburu itu membuat Zahra begitu menyesak
karna perasaan cintanya pada putra.Sampai pada suatu malam Zahra begitu
bertekad untuk mengatakan isi hatinya ini agar diapun lega.
Tiga hari berlalu saatnya mereka semua
kembali pulang, dan saat sore tiba Zahra mulai memasuki bus dan dia duduk
bersebelahan dengan putra. Dia begitu grogi dan bingung harus berbicara apa
dengan putra. Setelah beberapa saat keheninganpun terpecahkan karna putra mulai
mengajak Zahra mengobrol. Setelah kesana kemari membahas banyak hal putra mulai
menanyakan kembali bagaiman perasaan Zahra padanya,dan Zahra mulai berpikir
inilah saatnya dia harus mengungkapkan semua perasaannya, hal ini dilakukan
Zahra dengan gugup,saking gugupnya keringat dingin mengucur dari dahinya. Resmi
sejak saat itu Zahra menerima cinta putra.
Seiring berjalannya waktu Zahra mulai
menjalani hubungan itu dengan putra,akankah cinta itu dapat bersemi selamanya
dan hanya mautlah yang bisa memisahkan keduanya?. Entahlah,sekali lagi manusia
hanya bisa berencana tetapi tetap ALLAHlah sutradara YANG MAHA AGUNG yang akan
mengatur semuanya…
Surabaya,1
April 2012
15:36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar