Sabtu, 16 November 2013

Validitas dan Reliabilitas Skor Hasil Tes


Pendahuluan
Menurut Nurgiyantoro (2012:149), Tes sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar peserta didik diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya, alat tes dapat memberikan informasi tentang peserta didik sesuai dengan keadaan yang mendekati sesungguhnya. Hal itu menjadi penting karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan berbagai kebijakan baik yang berkenaan dengan peserta didik maupaun mata pelajarab secara umum.
Dua dasar permasalahan dalam penilaian adalah menentukan apakah sebuah tes telah mengukur apa yang hendak diukur dan apakah sebuah tes telah tepat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang pengambilan tes. Agar kita mengetahui bagaimana suatu tes itu dikatakan valid dan dapat mengukur sejauh mana tes itu bisa mengetahui kuliatas peserta didik.
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah  apakah itu validitas dan reliabilitas, apakah hubungan diantara keduanya dan apa saja macam-macamnya.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian validitas dan reliabilitas, mengetahui hubungan diantara keduanya dan macam-macam validitas dan reliabilitas.





Teori
Gronlund  (Sumarna Surapranata, 2009:50),  mengatakan bahwa validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukkan tingkatan , dan bersifat khusus sesuai dengan hasil suatu alat ukur, menunjukan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan pengukuran yang akan dilakukan. Para pengembang tes memiliki tanggung jawab dalam membuat tes yang benar-benar reliable dan valid. Oleh karena itu validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah berfungsi.
    Konsep reabilitas (Saifudin Azwar , 2012:28) menyebutkan dalam Teori Skor-murni Klasik dapat difahami dari beberapa interprestasi. Suatu tes dikatakan sebagai memiliki reliabilitas yang tinggi apabila, misalnya, skor tampak tes itu berkorelasi tinggi dengan skor-murninya sendiri. Reliabilitas dapat pula ditafsirkan sebagai seberapa tingginya korelasi antara skor-tampak pada dua tes yang paralel.
Pembahasan
Definisi Validitas dan Reliabilitas
Validitas (Saifudin Azwar, 2012:8) berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variable yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengkuran yang memiliki validitas rendah.
     Sisi lain yang terkandung dalam pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu hasil ukur yang disebut valid, tidak sekedar merupakan data yang tepat menggambarkan aspek yang diukur akan tetapi juga memberikan gambaran yang cermat mengenai variable yang diukur. Cermat berarti bahwa pengukuran itu mampu memberikan gambaran dan makna terhadap perbedaan angka yang sekecil-kecilnya yang diperoleh oleh individu yang berbeda. Sebagai suatu contoh, dalam bidang pengukuran aspek fisik, untuk dapat mengetahui berat sebuah cincin emas maka harus digunakan alat penimbang berat emas agar hasil pengukurannya valid, yaitu memberikan gambaran berat yang tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang juga tepat untuk mengukur berat cincin emas dikarenakan perbedaan berat yang sangat kecil (tapi penting) pada berat emas itu tidak akan terlihat pada alat ukur berat badan yang tidak memberikan gambaran perbedaan berat sampai pada satuan miligram.
     Reliabilitas (Saifudin Azwar , 2012:7)  merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Walaupun istilah reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya.
     Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil yeng biasanya terjadi di antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan yang terjadi sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel. Pengukuran yang hasilnya tidak reliabel tentu tidak dapat dikatakan akurat karena konsistensi menjadi syarat bagi akuarasi.
Hubungan Validitas dan reliabilitas
Menurut Nurgiyantoro (2012:150), meneybutkan jika validitas berkaitan dengan kelayakan penafsiran penggunaan skor hasil tes, reliabilitas berkaitan dengan masalah konsistensi hasil pengukuran. Konsisitensi berarti ajeg, tidak berubah-ubah. Misalnya, sebuah alat tes yang dicobakan kepada sekelompok peserta didik yang sama dalam waktu yang berbeda memberikan hasil yang hampir sama, dapat ditafsirkan bahwa skor hasil tes tersebut konsistensi, dan karenanya reliabel, dari waktu ke waktu. Atau jika ada beberapa guru menilai sekelompok peserta didik yang sama yang dites dengan alat ukur yang sama memberikan hasil yang kurang lebih sama, dapat ditafsirkan bahwa skor hasil tes tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dari penilaian yang satu dengan penilaian yang lain. Jadi, jika validitas lebih berurusan dengan kelayakan penafsiran terhadap skor hasil tes. Reliabilitas berurusan dengan keajegan skor hasil tes. Ada keterkaitan antara keduanya. Reliabilitas atau konsistensi pengukuran dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang valid, tetapi reliabilitas dapat diperoleh tanpa harus valid. Oleh karena itu, sor hasil pengukuran dapat memunyai kualitas reliabel dan valid, tidak reliabel dan tidak valid, reliabel dan tidak valid.
Macam-macam validitas dan reliabilitas
a.    Macam-macam Validitas
1.    Validitas Isi
Validitas isi (Sumarna Supranata, 2009: 51) menyebutkan suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara yang digunakan untuk mennetukan validitas isi adalah dengan mengkaji isi tes itu. Sebuah tes misalnya terdiri atas 25 soal penjumlahan dan pengurangan sangta baik digunakan untuk mengukur kemampuan matematika dibandingkan dengan tes yang terdiri dari 10 soal tentang olahraga tetapi tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. Validitas isi ditentukan dengan melihat apakah soal-soal yang digunakan telah menunjukkan sampel atribut yang diukur. Dengan demikian validitas isis sangan bergantung pada dua hal yaitu tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes.
2.    Validitas Konstruk
Validitas konstruk (Sumarna Supranata, 2009:53) mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu di buat. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. Konstruksi yang dimaksud pada validitas ini bukanlah merupakan konstruksi seperti bangunan atau susunan, tetapi berupa rekaan psikologis yang berkaitan dengan aspek-aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3.    Validitas Prediksi
Validitas prediksi (Sumarna Supranata, 2009:54) menunjukkan kepada hbungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksikan apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Contoh sederhana misalnya apa yang terjadi pada penerimaan peserta tes berdasarkan hasil tes seleksi setelah mereka lulus SMA. Peserta tes yang memiliki nilai yang bagus di tes seleksi tersebut lalu diterima di perguruan tinggi, diperkirakan akan berhasil ketika mereka belajar di perguruan tinggi. Apabila hal itu terjadi, maka tes nasuk perguruan tinggi tersebut dikatakan memiliki validitas prediksi bagus. Sebaliknya, apabila hasil tes diperguruan tinggi kurang baik, maka tes seleksi dimaksud todak memiliki validitas yang bagus.
4.    Validitas Konkuren
Validitas konkuren atau validitas ada sekarang (Sumarna Supranata, 2009:55) menunjukkan pada hubungan tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang. Validitas ini dikenal sebagai validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki concurent validity apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman.
b.    Macam-macam Reliabilitas
1.    Reliabilitas Ulang Uji
Teknik ulang uji (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 167) adalah teknik memerkirakan tingkat reliabilitas tes dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama kepada peserta didik yang sama pula. Hasil tes pertama dan kedua kemudian dikorelasikan. Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh cukup tinggi, hasil pengukuran tes yang diujicobakan itu dinyatakan reliabilitasnya tinggi.
2.    Reliabilitas Belah Dua
Teknik tes belah dua (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 168) dilakukan dengan memisahkan skor hasil ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap atau kelompok awal dan akhir. Namun, yang lebih banyak dipergunakan orang adalah kelompok ganjil dan genap. Caranya ialah dengan menghitung jumlah skor untuk butir-butir soal yang bernomor ganjil dan yang bernomor genap. Kedua jumlah skor tersebut kemudian dikorelasikan untuk mendapat koefisien korelasi (r) antar keduanya.


3.    Reliabilitas Rumus Kuder-Richardson 20 dan 21
Pengujian reliabilitas tes dengan memergunakan rumus kuder-richardson 20 dan 21(Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi kometensi, 2012:169) dilakukan dengan membandingkan skor butir-butir tes. Jika butir-butir tes itu menunjukkan tingginya tingkat kesesuaian (degree of agreement), kita dapat menyimpulkan bahwa hasil pengukuran tes itu konsisten.
4.    Reliabilitas Alpha Cronbach
Reliabilitas Alpha Cronbach,  (Burhan Nurgiyantoro, 2012:171) diterapkan pada tes yang mempunyai nilai skor berskala dan dikhotomis sekaligus. Artinya, prosedur uji reliabilitas ini diterpakan pada hasil pengukuran yang berjenjang, misalnya: 1-4, 1-5, 1-6, atau yang lain bergantung maksud penyusunannya. Namun, jika dikehendaki, prosedur reliabilitas ini pun dapat diterapkan pada hasil pengukuran tes yang bersifat dikhotomis sebagimana halnya rumus reliabilitas K-R di atas, karena pada dasarnya keduanya sama, yaitu merupakan koefisien reliabiliitas komposit untuk semua butir tes.
5.    Reliabilitas Bentuk Pararel
Teknik butir pararel (Burhan Nurgiyantoro, 2012:172) dilakukan terhadap adanya dua perangkat tes yang bersifat pararel. Kedua perangkat tes itu dimaksudkan untuk mengukur tujuan atau kompetensi yang sama, dengan jumlah butir, susunan dan tingkat kesulitan yang kurang lebih sama. Jadi, dua perangkat tes yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang sama. Untuk menguji reliabilitas hasil pengukuran tes, kedua perangkat tes tersebut diujicobakan kepada sejumlah subjek yang sma, kemudian hasilnya dikorelasikan. Tinggi rendahnya koefisien korelasi akan mencerminkan reliabilitas hasil pengukuran kedua peangkat tes itu.
Simpulan
Dari pemaparan materi diatas dapat kita simpulakn bahwa sebuah soal dikatakan valid apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Dan dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran dalam hal ini penilaian terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Daftar Pustaka
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dr. E. Mulyasa, M. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, B. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis kompetensi . Yogyakarta: BPFE.




 

Mimetik dalam Kumpulan Cerpen Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) Karya Djenar Maesa Ayu

PENDAHULUAN
Cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) Djenar mengisahkan kehidupan seoarang suami yang tak pernah puas terhadap istrinya. Suami yang karna rasa ketidakpuasannya lalu mencari kepuasaan diluar rumah. Dalam cerpen ini Djenar fokus pada fenomena perselingkuhan. Dan hal ini banyak dilakukan oleh masyarakat kota. Seperti contoh kasus berikut:
Kasus perselingkuhan yang melibatkan Brigadir E (29), polisi wanita Satuan Lalu Lintas Polres Kendal, dan Brigadir K, oknum polisi Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, terungkap oleh teknologi (Global Positioning System) di mobil Brigadir E. Berdasarkan pemeriksaan dari Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Tengah, Brigadir E meninggalkan jam dinas tanpa izin, pada Rabu 4 September 2013, sekira pukul 09.00. Dia menggunakan mobil Terios putih dengan pelat nomor palsu K 8084 E menjemput Brigadir K yang sedang lepas dinas. Pelat nomor aslinya diketahui H 811 AN.
Saat itu, suami Brigadir E, yakni Bripka K yang juga polisi di Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jawa Tengah, melakukan cek posisi GPS dan menemukan posisinya. Hingga akhirnya, terjadi penggerebekan di kamar hotel yang berlokasi di Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, sekira pukul 11.00. Pasangan Brigadir E dan Bripka K diketahui sudah memiliki tiga anak. “Saat digerebek, mereka sedang duduk–duduk. Brigadir E juga seharusnya masih bekerja pada jam itu, tapi ternyata meninggalkan tugasnya tanpa izin,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono, di Mapolda Jawa Tengah, Jumat (6/9/2013 dikutip dari sindonews.com).
Kasus yang sama juga terjadi di Jakarta, Inggrid Kansil disebut-sebut tertangkap basah oleh suaminya, Syarief Hasan sedang berselingkuh dengan anak tirinya sendiri di kamar. Topik itu ramai dibicarakan di Twitter sejak Selasa (14/5/2013) malam. Isu tak sedap soal artis yang kini duduk di DPR itu pun masih hangat jadi pergunjingan. Gosip itu pertama kali dilempar oleh akun @triomacan2000  yang berkicau 'mama dan anak kepergok bapak main kuda-kudaan, istana jadi panas'. (15 Mei 2013, dikutip dari TRIBUNNEWS.COM)
Kasus selanjutnya datang dari John Major, Mantan Perdana Menteri Inggris ini memang terlihat sebagai pria baik-baik. Tetapi, siapa sangka ia berselingkuh dengan mantan perdana mentri dari partai konservatif Inggris yang pernah menjabat sebagi anggota parlemen, Edwina Currie. Hubungan terlarang itu berjalan selama empat tahun. (5 Agustus 2010, dikutip dari vivalife.com)
    Dari fenomena diatas dapat kita lihat bahwa perselingkuhan di dalam masyarakat Indonesia masih menjadi hal yang tabu. Maka dari itu cerpen djenar kali ini mencoba mengungkap semua secara gamblang. Dengan gaya bahasa djenar yang apa adanya bahkan terkesan vulgar.
Fokus penelitian dalam artikel ini adalah mimetik dalam cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu). Sedangkan tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan tiruan antara masyarakat dan sastra dalam cerpen jangan main-main (dengan kelaminmu).
TEORI
Menurut Plato (Pradotokusumo, 2005:76) mimesis “kenyataan”, sastra hanyalah tiruan dan tidak menghasilkan kopi yang sungguh-sungguh. Seni hanyalah meniru dan membayangkan hal yang tampak, jadi berdiri di bawah kenyataan. Seni seharusnya truthful ‘penuh kebenaran’ dan seorang seniman harus modest ‘rendah hati’ seniman cenderung mengumbar nafsu, padahal manusia yang berasio seharusnya meredakan nafsu.
Pradopo (2011:10) Kritik mimetik memandang karya sastra sebagai tiruan, pencerminan, atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia, dan kriteria utama dikenakan pada karya sastra adalah “ kebenaran” penggambaran, atau yang hendaknya digambarkan.
Semi (1968: 43) Kritik mimesis memandang bahwa sastra merupakan tiruan atau pemaduan antara kenyataan dengan imajinasi pengarang, atau hasil imajinasi pengarang bertolak dari suatu kenyataan.
PEMBAHASAN
Penggambaran kritik mimetik dalam cerpen jangan main-main (dengan kelaminmu)
Dalam cerpen jangan main-main dengan kelaminmu djenar mengandalkan pengulangan dari satu paragraf ke paragfraf lainnya. Setiap sesi paragraf selalu dituturkan oleh suami, sahabat suami, pacar suami dan istri.
Saya heran, selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekalipun terlintas di kepala saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami hanya main-main, apalagi hanya sebatas seksual, dengan tegas saya menolak. Saya sangat tahu aturan main. Bagi pria semapan saya, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?(Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:1)
Persepektif pengakuan sesi pertama diatas dituturkan oleh suami, yang menceritkan pengakuan selama lima tahun bersama tapi tak sedikitpun terlintas dipikirannya untuk menikahi pacar selingkuhannya. Hal tersebut bisa terjadi dalam kehidupan nyata, mereka bisa saja menjalin hubungan gelap selama bertahun-tahun tanpa menghalalkan hubungannya dalam ikatan pernikahan.
Awalnya memang urusan kelamin. Ketika pada suatu hari saya terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak segar dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang dengan latihan senam maupun fitness setiap hari sekalipun. Hanya sedot lemak yang dapat menyelamatkan onggokan daging itu dari lemak-lemaknya. Setelah itu pun harus pandai-pandai merawatnya. Dan kerut-merut disekitar mata, kening, dan lehernya, hanya dapat tertolong oleh bedah plastik. Kalau hanya akupuntur, entah berapa juta jarum yang harus ditusukkan supaya dapat mengembalikan kekencangan semula. Lantas apakah ada teknologi pengubah pita suara? Ketika onggokan daging itu bernyawa, ia benar-benar bagai robot dengan rekaman suara. Celakanya, rekaman suaranya cempreng seperti kaleng rombeng. Astaga . . . pusing saya mendengarnya. Pagi-pagi sebelum berangkat kerja saya mau tenang. Sebentar kemudian saya terjebak kemacetan, bertemu klien yang menyebalkan, dan karyawan yang tak berhenti meminta tanda tangan, rutinitas yang membosankan. Anehnya, sejak hari itu, saya lebih memilih lekas-lekas berada di tengah-tengah kemacetan dan segudang rutinitas yang membosankan itu ketimbang lebih lama dirumah melihat seonggok daging yang tak sedap dipandang dan suara yang tak sedap didengar. Kalau saya sudah jengah bertemu, apalagi kelamin saya?(Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:3)
Pada sesi kedua paragraf  ini suami menuturkan alasannya mengapa dia memilih untuk selingkuh, dia merasa istrinya sudah tak lagi seperti yang dia dambakan. Dia menilai tubuh istrinya sudah tak secantik dulu dan sangat cerewet. Hal seperti ini banyak kita jumpai di dalam kehidupan masyarakat, istri-istri seringkali berpenampilan seenaknya, tidak lagi menjaga tubuhnya seperti saat sebelum menikah, dan mungkin hal inilah yang menyebabkan para suami tak betah dirumah dan fatalnya memilih untuk selingkuh.
Pada fakta yang sama yang dilontarkan oleh pacar suami, disini dia sebagai perempuan sudah sadar bahwa nantinya dia akan menjadi menjadi seorang istri tetapi dia masih saja merasa bahwa dirinya sekarang masih cantik, digilai banyak lelaki. Hal itulah yang membuatnya tak mau keluar dari lingkaran kehidupannya sekarang, menjadi wanta simpanan. Terbukti dari fakta yang diucapkannya
Tapi sekarang yang sekarang, nanti ya nanti. Saya cantik, ia mapan. Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi, bukan? (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:6)
Pada fakta yang sama yang dilontarkan oleh istrinya, dia merasa sudah melakukan apapun yang terbaik agar suaminya betah dirumah tetapi hasilnyanol. Karena walau dia sudah maksimal menata dan merawat rumah tetapi suaminya masih saja menjauhkan diri darinya. Terbukti dari ungkapannya
Tapi sudah menjadi kewajiban saya untuk cerewet. Tanpa saya cereweti, pembantu-pembantu pasti kerjaannya hanya ongkang-ongkang kaki. Saya ingin rumah selalu terjaga rapi, bersih, supaya ia senantiasa betah di rumah. Supaya perasaannya tenang sebelum dan sesudah meninggalkan rumah. (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:7)
Pada sesi ketiga menceritakan bahwa istrinya hamil.
Saya heran bisa juga seonggok daging itu hamil. Padahal saya hanya menyentuhnya sekali dalam tiga sampai lima bulan. Itupun karena kasihan. Juga dengan ritual, terlebih dulu minum gingseng supaya ereksi. Juga dengan catatan, lampu harus mati dan mata terpejam. Karena saya sudah terbiasa melihat dan menikmati keindahan. Tubuh tinggi semampai. Kaki belalang. Rambut panjang. Leher jenjang. Pinggang bak gitar. Dan buah dada besar. Ah . . . seperti apakah bentuknya nanti setelah melahirkan? (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:8)
Pernyataan yang dilontarkan suami nampak takut bahwa tubuh istrinya akan jadi apa setelah melahirkan. Dan itu artinya dia masih simpati, masih memikirkan istrinya. Hal tersebut juga pastinya pernah menghinggapi pikiran para suami apabila istrinya pasca melahirkan. Mereka takut bila istrinya tak secantik dulu, padahal istri sudah rela mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan seorang anak yang didambakan suami.
Saya heran. Ternyata istrinya hamil. Padahal ia mengaku hanya sekali dalam tiga sampai lima bulan. Itupun harus dengan ritual, terlebih dulu minum gingseng supaya ereksi dan memadamkan lampu supaya ia leluasa membayangkan saya. Sesungguhnya hubungan dengan istrinya baik-baik saja dan jika mereka punya anak, pastilah hubungan mereka tambah membaik.  Ah . . .  saya tidak bisa bayangkan, apa yang akan terjadi setelah istrinya melahirkan?(Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:9)
Pernyataan yang dilontarkan pacar suami diatas menyiratkan bahwa wanita ini mulai gelisah, ragu karena istri selingkuhannya telah hamil. Dia takut apabila nantinya lelakinya akan meninggalkannya saat istri sahnya melahirkan. Hal ini lumrah terjadi pada wanita-wanita simpanan, mereka akan resah bila istri sah lelakinya mengaihkan pandangannya.
Saya heran. Ternyata saya hamil. Padahal jarang seklai ia menyentuh saya. Benar-benar hanya sekali dalam tiga sampai lima bulan. Itupun  dengan lampu yang dipadamkan dan matanyapun selalu terpejam. Seolah-olah ia tidak sedang bersama saya. Ia sedang berada di dunia lain dan tidak mau berbagi dengan saya. Tapi saya hamil. Saya akan memberikannya seorang anak. Mungkin perkawinan kami bisa terselamatkan dengan kelahirab anak kami kelak.  Ah . . .  saya tidak bisa bayangkan, apa yang akan terjadi setelah saya melahirkan? (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:10)
Berbeda dengan pernyataan yang dilontarkan istri, istri merasa bingung. Satu sisi dia bahagia akan mendapatkan seorang anak dan berharap anak itu bisa menyelamatkan perkawinan mereka. Tetapi disisi lain istri juga bingung kenapa kehamilan ini bisa terjadi padahal suaminya jarang sekali menyentuhnya, bahkan saat berhubungan suami selalu membayangkan orang lain. Fenomena dimasyarakat anak selalu menyelamatkan perkawinan orang tuanya. Dari anaklah orang tua akan berpikir dua kali untuk mengambil keputusan berpisah.
Selanjutnya pada sesi keempat.
Saya heran. Kehamilan ini tidak juga membuat hati saya bahagia. Kehamilan ini membuat saya bingung. Apakah memang saya ditakdirkan untuk selamanya terperangkap dengan onggokan daging yang tak segar, gelayut lemak, dan bunyi kaleng rombeng, hanya karena saya terlanjur dikaruniai anak? (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:10)
Dari kutipan diatas tergambar bahwa suami mulai bingung dengan kehamilan istrinya, dia takut akan takdir yang menimpanya. Dia takut bahwa istrinya akan semakin jelek sesaat sudah melahirkan kelak. Di dalam masyrakat kekhawatiran seperti ini sering muncul, para suami takut bila istrinya tak akan secantik saat perawan sesaat setelah melahirkan. Padahal bila istri-istri bisa menjaga tubuh mereka, hal itu tak akan terjadi. Karena pada dasarnya kekhawatiran-kekhawatiran tersebut masih bisa ditepis.
Padahal, saya melihatnya sebagai karunia, sebuah jawaban dan upaya dari alam supaya ia bisa mulai menata kembali rumah tangganya. (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:11)
Kutipan diatas nasehat yang dilontarkan sahabat suami, yang menasehatinya bahwa anak adalah karunia. Bukan malapetaka seperti yang sedang ditakutkan oleh tokoh saya(suami) saat ini.
Saya rasa saya sudah melangkah terlalu dalam. Sudah begitu banyak waktu yang terbuang hanya untuk urusan gombal-gombalan. Sudah saatnya saya bertindak tegas. Tidak seperti dirinya yang hanya dapat bergumam, saya akan menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri. (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:12)
Kutipan diatas mencerminkan bahwa pacar suami sudah mulai mengambil keputusan tegas dalam hubungan gelapnya selama ini. Dia merasa berhakk menentukan kebahagiaannya sendiri. Dia memilih untuk pergi meninggalkan semuanya. Hal demikian juga bisa kita lihat dalam masyarakat, wanita-wanita simpanan akan tegas meninggalkan pria-pria hidung belangnya bila pria-pria tersebut tak bisa memberikan kejelasan akan hubungannya itu.
Mungkin saya sudah terlalu lama merendahkan diri sendiri dengan membiarkannya menginjak-injak harga diri saya selama pernikahan kami. Tapi jangan harap ia bisa melakukan hal yang sama kepada anak saya. Sudah saatnya saya bertindak tegas. Saya berhak menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri. (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:12)
Di akhir cerita,
Saya hanya main-main, Ma ... saya cinta kamu. Beri saya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan saya. (Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:12)
    Pernyataan diatas dilontarkan suami, dia ingin sekali memperbaiki rumah tangganya. Dia jujur dengan semua perbuatannya, dia mengaku hanya main-main. Pengakuan seperti ini juga sering kita temui di dalam masyarakat. Para pelaku perselingkuhan akan mengaku dan meminta maaf kepada pasangannya agar hubungan kembali seperti semula, baik-baik saja. Tetapi untuk perkara dimaafkan atau tidak respon yang diberikan akan selalu beragam. Karena tidak semua orang bisa menerima kesalahan selingkuh dari pasangannya. Walaupun terkadang mereka selingkuh karena alasan pasangannya yang kurang perhatian, dsb.
Saya sering katakan, jangan main api nanti terbakar.
Saya tidak main-main. I’am leaving you...
Saya tidak main-main. I’am leaving you...
Ini tidak main-main!
(Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu), 2008:13)
Istri sudah memperingatkan suami bahwa jangan pernah memulai perselingkuhan itu. Itu adalah penghianatan terbesar dalam pernikahan. Tetapi selama lima tahun ini suami tak jera. Dan sekarang akhir dari semuanya adalah istri sudah tegas memilih untuk meninggalkan suaminya. Dia tidak main-main dengan keputusannya. Dia tak juga gentar walau dia sedang hamil. Hal ini dilakukannya agar suami bisa belajar, bahwa kesetiaan itu harus dijaga. Tak ada kompensasi untuk satu ini. Penghianatan akan dibayar mahal. Karena wanita manapun juga tak ada yang rela bila suami mereka harus berbagi hati dengan wanita lain.
KESIMPULAN
Dari fenomena diatas dapat kita simpulkan bahwa apapun kekurangan pasangan kita jangan sampai membutakan mata kita untuk berpaling darinya, walau rumput tetangga terkadang menawarkan hijau yang menyilaukan mata, setia tetap utama, karena dari setia kebahagiaan yang abadi akan kita reguk. Dari cerpen tersebut pembaca akan diberikan pelajaran bahwa harga yang mahal untuk sebuah perselingkuhan. Dari sinilah kita bisa menilai bahwa kehidupan yang dituliskan oleh penulis mencerminkan kehidupan yang ada di masyrakat, itulah inti dari teori mimesis.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, D. M. (2008). Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pradopo, R. D. (2011). Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pradtokusumo, P. D. (2005). Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Semi, D. A. (1989). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Sabtu, 22 Juni 2013

Pengembangan Potensi Anak berdasarkan Teori Konstruktivistik

A.Pendahuluan
Masa anak-anak disebut juga sebagai awal masa kanak-kanak yang memiliki berbagia karakter atau ciri-ciri. Ciri-ciri tercermin dalam sebutan-sebutan yang diberikan oleh para orangtua, pendidik dan ahli psikologi untuk anak usia dini (Hurlock,1993). Bagi orang tua ataupun para pendidik masa anak-anak adalah masa keemasan. Pada usia dini orang tua akan mulai mengetahui potensi anaknya. Disinilah peran pendidik dan orangtua sangat penting karna merekalah yang paling dekat dengan anak-anak tersebut.
Untuk para pendidik, masa awal anak-anak disebut sebagai usia prasekolah. Sebutan ini diberikan dengan maksud untuk membedakan antara anak-anak yang ada dalam pendidikan formal dan yang belum. Oleh karena itu, tekanan yang diberikan untuk anak prasekolah juga berbeda dari yang sudah sekolah, yaitu bahwa usia prasekolah merupakan usia persiapan menuju sekolah formal. Usia ini juga disebut sebagai usia menjelajah atau usia bertanya. Karena pada masa ini seorang anak mengalami proses perkembangan.
Teori konstruktivisme adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru sebagai mediator, fasilitator, dan sumber belajar dalam pembelajaran. Diharapkan dengan menerapkan teori konstruktiisme bisa lebih menggali potensi yang dimiliki seorang anak, sehingga perkembangan yang berjalan diharap akan membuahkan hasil yang maksimal.
B. Pembahasan
1. Hakikat perkembangan pada anak
Seifert dan hoffnung (Konsep dasar perkembangan peserta didik, 2011:8) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor skills”.
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
Reni Akbar Hawadi (2001), menyebutkan bahwa “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Dari beberapa pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan tidak hanya terbatas pada perumbuhan yang semakin membesar tetapi juga pada serangkaian proses perubahan yang berlangsung terus-menerus, bersifat tetap dari fungsi-fungsi biologis hingga rohani yang bergerak menuju kematangan melalui proses pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Fase-fase Perkembangan adalah penahapan atau periodisasi rentang kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Secara garis besar dibagi menjadi empat dasar pembagian fase yakni: (1) Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis, (2) konsep didaktis, (3) ciri-ciri psikologi, dan (4) konsep tugas perkembangan (Desmita, 2011:26).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan terbagi menjadi:
(1)    Faktor yang berasal dari dalam diri Individu:
Bakat atau pembawaan, Sifat-sifat keturunan, Dorongan dan Instink.
(2)    Faktor yang berasal dari luar Individu:
Makanan, Iklim, kebudayaan, ekonomi, kedudukan anak dalam lingkungan keluarga.
(3)    Faktor-faktor umum:
Intelegensi, Jenis Kelamin, kelenjar gondok, Kesehatan, Ras.
Karakteristik Perkembangan anak menurut Havigurst meliputi:
1.    Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan aktivitas fisik.
2.    Membina hidup sehat.
3.    Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4.    Belajar menjalankan peranan  sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5.    Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6.    Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.    Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8.    Mencapai kemandirian pribadi.
2. Faktor yang mempengaruhi optimalisasi potensi anak
Menurut Lusi Nuryanti (Psikologi anak, 2008:56), Potensi anak adalah segala yang dimiliki anak untuk memungkinkannya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa potensi anak adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang anak yang unik dan tentunya berbeda satu dengan yang lainnya.
Menurut Reni akbar-hawadi (2001), Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi anak dibagi menjadi dua bagian yakni:
    Faktor internal meliputi:
a.    Taraf kecerdasan menunjukkan kemampuan berpikir anaka, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan menyelesaikan masalah menggunakan logika.
b.    Konsep diri menunjukkan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya.
c.    Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik bidang tertentu, khususnya bidang akademik.
d.    Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.
e.    Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui proses latihan dan usaha pengembangan.
f.    Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap  objek tertentu yang berguna ataupun tidak bag dirinya.
g.    Sistem nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara bertingkah laku dan hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya.
    Faktor Eksternal meliputi:
a.    Lingkungan Keluarga meliputi keluarga inti (ayah,ibu,dan anak-anaknya) dan keluarga besar (kakek-nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu).
b.    Lingkungan Sekolah adalah lingkungan dimana seorang anak menimba ilmu dan belajar bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan guru.
c.    Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana seorang anak itu tinggal, disini seorang anak akan berinteraksi dengan berbagai jenis karakter orang.
Dari beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut memiliki perananya masing-masing dalam mengoptimalkan potensi anak. Dan peran seorang guru disini juga memiliki peran yang penting yakni mengembangkan situasi belajar yang menyenangkan tanpa membebani anak diluar kemampuannya, memberikan tugas sesuai kemampuan anak, menciptakan suasana yang penuh penghargaan sehingga anak mengembangkan potensinya dengan penuh percaya diri, dan tentunya menjalin komunikasi yang baik dengan para orang tua agar guru yang berada disekolah dan orang tua yang menjadi guru anak dirumah bisa bersinergi untuk mengembangkan potensi anak.
3. Penerapan teori konstruktivistik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak
“Teori Konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri” (Evaline Siregar, 2010:39).
Menurut Mark (2009:100), konstruktivisme, disisi lain, mangajukan sebuah pengalaman pembelajaran bertujuan terbuka dimana metode-metode dan hasil-hasil pembelajaran tidaklah dengan mudah diukur dan mungkin tidak menjadi sama dengan setiap pembelajar.
Demikian juga pieget (1991:310) menyebutkan pengetahuan itu bukan sesuatu yang objektif yang ada di lingkungan, melainkan merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dan ia mempunyai komponen subyektif maupun objektif.
Dari beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori konstruktifistik adalah pemahaman pebelajar dalam memahami pengetahuan dengan cara pebelajar aktif menggali dan mencari informasi. Peran seorang guru disini adalah menjadi fasilitator dan mediator bagi pebelajar.
Teori ini sangat cocok bila diterapkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak, karena dengan teori ini seorang anak bebas mengekpresikan apa yang diinginkannya. Anak bebas mengembangkan potensi diri. Pebelajar tidak terpaku pada guru, pebelajar dibiasakan untuk belajar mandiri dalam mengembangkan potensi dirinya tentu dengan pengawasan orang tua dan guru sebagai fasilitator dan mediatornya.
Misalnya dalam suatu kasus, seorang anak memiliki potensi untuk mengapresiasi sebuah drama, dalam teori ini anak dilibatkan aktif dalam pembelajaran. Anak akan diajari apa saja unsur-unsur drama, bagaimana cara mengapresiasinya, tugas seorang guru disini hanya sebagai pengawas dan mengarahkan bila seorang anak telah jauh keluar dari pembahasannya. Sorang anak dibebaskan menentukan sumber, arah pikiran,dan keputusan untuk mencapai tujuan akademik yang ingin dicapainya.
Manfaat yang diperoleh seorang anak adalah:
1.    Mempertajam analisis
2.    Mengasah multiple intelligences
3.    Memupuk tanggung jawab
4.    Mengembangkan daya tahan mental
5.    Meningkatkan keterampilan
6.    Memecahkan masalah
7.    Mengambil keputusan
8.    Berpikir kreatif
9.    Berpikir kritis
10.    Percaya diri yang kuat
11.    Menjadi guru untuk dirinya sendiri.
C. Penutup
Menurut kacamata teori konstruktivistik dalam rangkah pengembangan potensi seorang anak seorang pendidik tidak boleh memaksakan apa yang ingin dia berikan pada anak. Seorang anak dibebaskan untuk menentukan arah pandangan dan berkembang sesuai kemampuan yan dimilikinya seorang guru hanya sebagai mediator, fasilitator, dan sumber belajar dalam pembelajaran. Di dalam penerapannya seorang guru diharapkan mampu memberikan pengalaman-pengalaman baru untuk membentuk kehidupan anak agar menjadi individu yang mandiri ditengah kehidupan sosial masyarakat modern.
D. Daftar Pustaka
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Dr. H. Martinis Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.
Dra. Desmita, M. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Dra. Evaline Siregar, M. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamalik, D. O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lusi Nuryanti, S. M. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Mark K. Smith, d. (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza Media Pustaka.

Minggu, 09 Juni 2013

Atl. Madrid memupuskan harapan Real Madrid

Rekor tak terkalahkan atl.madrid bila bertemu dengan tim sekota real madrid tetap terjaga tepatnya terjadi pada final copa del rey dini hari kemarin tanggal 17 mei 2013. Atl.madrid berhasil mengubur ambisi real madrid mengangkat trofi terakhir yang mungkin bisa diperoleh.
Hasil yang berkesudahan skor 1-2 untuk kemenangan atl.madrid diproleh lewat perpanjangan waktu tersebut menyuguhkan pertandingan yang seru.
Kedua pelatih mengeluarkan starting tim pemain terbaiknya.
     Peluit babak 1 berbunyi real madrid menekan diawal awal pertandingan menguasai jalannya pertandingan alhasil strategi Jose Mourinho berhasil, pada menit 14 C. Ronaldo berhasil merubah papan skor 1-0 untuk keunggulan sementara real madrid. Mendapat umpan dari kaka ronaldo menendang dengan kaki kirinya ke tiang jauh sementara penjaga gawang atl.madrid tidak bisa menjangkaunya dan goal. Setelah goal C.Ronaldo pelatih Diego Simeone mengisyaratkan kepada pemainnya untuk berani menyerang. Kedua tim saling jualbeli serangan peluang demi pelung kedua tim dapatkan namun belom bisa merubah papan skor .
Pada menit 35 pemain belakang real madrid mendapatkan serangan balik cepat al hasil atl.madrid menyamakan skor 1-1 lewat D.Costa bekerjasama dengan Falcao D.Costa melewati kiper dengan tendangan pelan saja karna gawang yang sudah kosong . Babak pertama berakhir dengan skor 1-1.
     Babak kedua dimulai, kedua tim langsung tampil terbuka saling menyerang namun tak sedikit kartu kuning yang keluar dari saku wasit karna kedua tim bermain keras 7 kartu kuning 5 untuk pemain real madrid 2 untuk atl.madrid . Peluang demi pelung namun dapat digagalkan oleh penjaga gawang masing-masing tim. Pada menit terakhir babak kedua Ronaldo mendapat tendangan bebas setelah benzema dijatuhkan didepan kotak pinalti, Ronaldo yang mengambil tendangan tersebut gagal membuat goal karna masih membentur tiang gawang.
Babak kedua berakhir dengan skor 1-1 yang harus dilanjutkan perpanjangan waktu 15 menit 2 kali .
     Babak perpanjangan pertama dimulai Ronaldo,dkk menyerang habis habisan pertahanan atl.madrid sesekali atl.madrid melakukan serangan balik cepat.
     Malapetaka terjadi pada menit 99 berawal dari sepak pojok Miranda mencetak goal lewat sundulan kepala membuat papan skor berubah 1-2 untuk keunggulan atl.madrid. Dengan goal tersebut mengakiri perpanjangan babak pertama.
     Pada babak perpanjangan kedua hampir semua pemain real madrid melakukan serangan karna tersisa 15 menit terakhir upaya real madrid menyamakan kedudukan. Namun hasil berkata lain sedang asiknya menyerang Ronaldo mendapat kartu kuning kedua pada menit 114 membuat wasit mengeluarkan kartu merah.
     Dengan 10 pemain real madrid tetap menguasai jalannya pertandingan hingga akhir peluit berbunyi peluang demi peluang gagal mencetak goal meskipun pada menit 120 G.Fernandes mendapat kartu merah. Real madrid tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada.
     Pertandingan berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan atl.madrid. Kemenangan tersebut membuat atl.madrid mendapatka gelar piala raja yang mereka dapatkan 20 tahun lalu. (Fa)

Minggu, 02 Juni 2013

Kali Ini Untukmu...

Tetaplah menjadi orang yang selalu menginspirasi,
seseorang yang dingin tetapi menyimpan kehangatan cinta yang begitu besar,
seseorang yang idealis dimata banyak orang tetapi sosialis dimataku,
seseorang yang tak pernah mengumbar jani-jani manis tetapi selalu membuktikan dengan tindakan yang nyata,
seseorang yang pencemburu tetapi selalu bisa mengendalikan amarahnya,
seseorang yang tak pernah lelah berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya,
seseorang yang tak pernah berpaling kepada perhiasan dunia, lain, yang selalu menggoda,
seseorang yang begitu patuh kepada sang pencipta,
hormat kepada sang bunda,
menghargai wanitanya,
seseorang yang selalu memberiku cinta yang tulus,
tanpa mengharapkan imbalan,
tanpa mengharapkan pujian,
tanpa mengharapkan penghormatan,
hakikat memberi yang seutuhnya.

Kisah Cinta Yang tak Terucap dalam Kumpulan Cerpen RECTOVERSO

Meresensi Buku

Judul Buku        : Rectoverso
Pengarang        : Dee/Dewi Lestari
Editor            : Dhewiberta
Penerbit        : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit        : Cetakan Pertama Januari 2013
Tebal Buku        : x + 174 hlm; 20,5cm
Harga Buku        : Rp 69.000
ISBN            : 978-602-7888-03-6
Tentang Penulis        :
DEWI LESTARI, dikenal dengan nama pena Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel serial Supernova dengan episode pertamanya, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang diterbitkannya kali pertama pada 2001 menjadi debut Dee dalam dunia sastra sekaligus menancapkan eksistensinya sebagai penulis papan atas Indonesia. Disusul episode kedua, Akar pada 2002, dan episode ketiga, Petir pada 2004, episode keempat yakni Partikel pada 2012.
Kiprahnya dalam dunia kepenulisan juga telah membawa Dee ke berbagai ajang nasional dan internasional. Dee juga telah melahirkan buku-buku fenomenal lainnya, yakni Filosofi Kopi (2006), Perahu Kertas (2009), dan Madre (2011).
Buku ini memiliki keunikan tersendiri. Dari segi cerita yang disajikan dan dari gaya bahasa yang sarat akan makna-makna tersirat didalamnya. 11 cerita pendek yang ditulis dee dalam buku ini merupakan hibrida dari tulis dan musik yang menarik. Sebuah kisah indah yang selalu melekat dalam kenangan, seperti jejak yang ditatah di atas karang. Rectoverso adalah kisah itu. Segala emosi terwakili di dalamnya. Ada kesedihan, suka cita, ragu-ragu, ketakutan, membentuk alur penuh cabang, meski pada akhirnya akan kembali kepada muara yang sama.
Sinopsis            :
Dimulai dari judul cerpen pertamanya yang berjudul curhat buat sahabat, Dalam kisah ini dee menceritakan seorang wanita yang memiliki kekasih yang terus menyakitinya, tapi wanita itu masih saja mencintai kekasihnya. Saat dia terluka dia selalu curhat pada sahabatnya, tanpa diketahui olehnya sahabatnya itu jatuh hati tapi dia tak menyadarinya. Kedua, berjudul Malaikat Juga tahu, dalam cerpen kedua ini dee menceritakan kisah tentang abang yang mengidap penyakit autisme yang diam-diam mencintai salah seorang anak kos dirumhnya, cinta dalam imajinasi abang adalah mencintai dengan seluruh jiwa dan raganya tanpa mengenal perbedaan. Ketiga, cerpen berjudul Selamat Ulang tahun, dikisahkan seseorang yang menunggu kekasihnya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, hingga berjam-jam lamanya tetapi sang kekasih tak juga mengucapkannya. Keempat, cerpen berjudul aku ada, dikisahkan dalam cerpen ini ada sepasang kekasih yang saling mencintai hingga sang wanita meninggal dunia dia selalu ada mengintari sang lelaki dan tetap mencintainya walau jasadnya tiada. Kelima, cerpen berjudul hanya isyarat, ”Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa”, dikisahkan ada seorang wanita yang mencintai seorang lelaki yang hanya bisa mencintai sebatas punggung saja, hanya bisa mengagumi saja tanpa bisa terucap. Keenam, cerpen berjudul peluk berkisah tentang sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun tetapi harus berpisah, karena keduanya merasa lebih nyaman bila berpisah. Ketujuh, cerpen berjudul Grow a day older berkisah tentang perselingkuhan. Dimana si perempuan berniat ingin meninggalkan semuanya, tepat disaat ultah selingkuhannya itu. Dengan mempersembahkan sebuah lagu ciptaannya sebagai kado. Kedelapan, Cerpen yang berjudul Cicak di Dinding ini berkisah seorang lelaki pelukis yang terkenal, suatu hari ada seorang wanita yang datang mendatanginya, pertemuan singkat keduanya menyeret mereka dalam hubungan yang begitu intim, beberapa kali mereka melakukan hubungan layaknya suami istri. Tiba disuatu malam ada pameran lukisan, sang lelakibegitu terkejut ketika mengetahui wanita yang selama ini tidur dengannya adalah calon istri orang yang dianggapnya abang, ya, mereka berdua jatuh cinta tapi tak ada satupun yang sanggup mengatakannya. Kesembilan, cerpen yang berjudul Firasat, dikisahkan dalam cerpen ini perkumpulan anak-anak muda yang menamai kelompok mereka ”Firasat”. Klub itu di difasilitasi oleh satu orang dan dialah pencetus klub firasat. Salah satu anggota klub ini ada yang diam-diam menyimpan rasa padanya. Wanita itu sangat pendiam bahkan bisa dibilang jarang sekali berbicara. Dia sering bilang “Kalau mendengar saja cukup mengapa harus dipaksa untuk berbicara”. Suatu hari sang lelaki pulang ke kampungnya, tapi sang wanita tak mengizinkannya, karna dia berfirasat sang lelaki takkan pernah kembali. Hingga kepergiannya sang wanita belum mampu menyatakan cintantnya. Kesepuluh, Cerpen yang berjudul Tidur ini berkisah tentang seorang Ibu yang lama bekerja di luar negeri demi membahagiakan keluarganya, dia rela jauh dari anaknya, rela menahan rindu yang begitu mencekram hati. Saat dia kembali pulang dia hanya ingin anaknya paham bahwa ibunya bertindak demikian karna rasa cintanya yang begitu dalam kepada anaknya. Dan terakhir cerpen yang berjudul back to heaven’s light bercerita tentang pilunya hati seorang istri yang ditinggal pergi suaminya. Ketika detik-detik menjelang kematiannya, dia seperti dejavu. Ternyata dia sedang berada pada cinta segitiga yakni dia, suaminya dan lelaki idamannya.
Ulasan singkat Buku:
“ Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas penggungnya saja. Seseorang yang Cuma sanggup kuhayati bayagannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan sanggup mengejar. Seseorang ang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa”, hanya Isyarat. Buku ini merupan kumpulan Cerita Pendek yang ditulis oleh dewi lestari, 11 kisah pendek didalam buku ini memiliki cerita yang setipe, yakni cinta yang tak pernah terucap.
Keunggulan Buku:
1.    Kisah yang diceritakan begitu dekat dengan para pembaca.
2.    Setiap cerpen disertai lirik lagu masing-masing, semakin meyakinkan bahwa buku ini buku berkualitas.
Kelemahan buku:
1.    Ada dua judul cerpen yang menggunakan bahasa inggris, hal ini akan menyulitkan bagi pembaca yang tidak mahir dalam penggunaan bahasa inggris.
2.    Setiap cerita tak memiliki nama tokoh, sehingga membuat pembaca bingung menentukan sudut pandang yang digunakan pengarang.
3.    Makna yang terdapat dalam kisah-kisah yang diceritakan begitu tersirat, sehingga cukup menyulitkan para pembaca yang tak menyukai cara berpikir yang rumit.
Tinjauan Bahasa:
Penggunaan bahasa inggris dalam dua judul cerpen ini cukup menyulitkan pembaca yang tidak memahami bahasa inggris dengan baik. Untuk penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan dee cenderung nge-pop.
Penutup:
Buku ini cocok bila dibaca oleh kalangan anak-anak muda hingga dewasa, karena cerita yang dikisahkan dalam cerpen begitu dekat dengan dunia mereka.

Menelisik Keunikan Kabupaten Lamongan

Mendengar nama kabupaten Lamongan, maka pikiran kita akan tertuju pada soto lamongan. Tetapi lebih dari itu kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini memiliki banyak potensi dan cerita unik yang mungkin belum familiar dimasyarakat. Kabupaten ini memiliki banyak potensi wisata, dari mulai wisata religi yakni makam sunan drajat. Tak jauh dari makam sunan drajat terdapat  wisata bahari lamongan yang kemudian disingkat WBL, WBL menyajikan berbagai wahana permainan untuk berbagai usia, tidak hanya itu ditempat ini juga menawarkan permainan edukatif dan relief makam wali songo yang ada dipulau jawa. WBL merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Jawa Timur. Wisata ini sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan wisata tanjung kodok, karena ditempat ini terdapat relief batu yang bentuknya menyerupai kodok yang berada tepat di pinggir laut. Masih sekomplek dengan WBL, terdapat wisata Gua Maharani dan Maharani Zoo. Di maharani zoo and museum terdapat kebun binatang dan museum tentang binatang dan ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk wisata gua maharaninya sendiri menyajikan suasana gua yang masih alami, dengan stalaktit dan stalakmitnya, lengkap dengan suasana kesunyian. Wisata swlanjutnya yang ada di kabupaten ini adalah wisata waduk gondang, yakni waduk atau tempat penampungan air yang dilengkapi dengan taman-taman dan pepohonan yang rindang begitu cocok untuk sejenak mengurangi kepenatan pikiran kita.
Selain potensi wisatanya, kabupaten ini memiliki banya kuliner yang nikmat. Dari soto lamongan yang begitu nikmatnya, tahu campur dengan kelezatannya, sego(nasi) boran yang begitu khas rempah-rempahnya, hingga kudapan wingko babatnya. Semua kuliner itu sangat mudah anda jumpai ketika berada di kabupaten ini.
Lebih dari itu ada cerita unik dari kabupaten ini, yakni cerita tentang tidak diperbolehkannya sebagian masyarakat memakan lele. Mitos ini masih dipercaya oleh beberapa orang dilamongan, bila melanggar badan mereka akan gatal-gatal kemerahan hingga melepuh, tutur salah seorang sesepuh disana. Mitos ini tumbuh dari cerita seorang pencuri yang dikejar-kejar warga, hingga diujung jalan ia tak menemukan jalan keluar, hanya ada kolam lele dan akhirnya pencuri itu menceburkan diri dikolam tersebut, dan anehnya saat dicari oleh warga didalam kolam tak ada sipuncuri tersebut dan yang ada hanya ikan lele yang berenang di dalam kolam.
Satu tradisi unik dari kabupaten ini bila seseorang yang ingin menikah, maka yang akan melamar adalah pihak wanita. Hal ini sangat berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Jawa. Logikanya, pihak wanita berhak memilih dengan siapa dia akan menikah. Tidak seperti adat biasanya, yang menentukan pilihan adalah lelaki dan wanita hanya bisa memberi jawaban.(FA)

Rabu, 29 Mei 2013

Kuliner unik Sego Boran





Kabupaten Lamongan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Lamongan. Mendengar nama Lamongan identik dengan nikmatnya kuliner soto ayam dan tahu campurnya. Namun selain itu, Lamongan sebenarnya juga mempunyai kuliner lainnya yang rasanya juga cukup menggugah selera, yaitu sego (nasi) boran.

Sego boran sudah ada sejak beratu-ratus tahun yang lalu, ucap salah seorang penjualnya. Sego boran memiliki pilihan lauk yang beragam dari ayam, telur dadar, telur asin, bandeng goreng, sate usus, jeroan, dan sebagainya.
Sego boran merupakan  makanan khas Lamongan yang hanya bisa dijumpai di kabupaten ini saja. Dengan harga yang cukup murah, nikmat dan lezatnya sego Boran patut untuk dirasakan.
Sebutan sebagai  sego Boran berasal dari nama Boran, yaitu tempat  wadah menaruh nasinya yang berupa keranjang  terbuat dari anyaman bambu.  Boran berbentuk longkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudut di bagian bawahnya disangga dengan bilah bambu agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau alas lainnya.
 
Ibu-ibu penjual sego boran memilih untuk berjualan sego Boran di tempat-tempat tertentu seperti banyak dijumpai di alun-alun, pasar, depan stasiun dan depan Lamongan Plaza. Itupun  tidak bisa dijumpai setiap saat dalam setiap harinya karena tak jarang dagangan sego boran mereka segera  habis terjual hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Untunglah untuk penjual sego Boran di depan stasiun dan di depan Lamongan Plaza terdiri dari dua shift yaitu shift pagi dan shift sore.(FA)