Minggu, 21 April 2013

Kampus Biru


Disebuah Universitas swasta di pulau Jawa, Zahra diterima di Fakultas kesehatan jurusan Psikologi. Pagi itu hari pertama Zahra masuk kuliah,tepat dihari inilah technical meeting untuk persiapan orientasi dinamika kampus (ordik) yaitu tahapan yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa baru (maba) sebelum memulai perkuliahannya. Dalam ordik ini semua maba dibagi menjadi beberapa gugus (1-20) yang terdiri atas 20 orang maba dan Zahra sendiri mendapat gugus 9 (gugus kesehatan). Ordik ini begitu menyita waktu Zahra karna dia disibukkan dengan berbagai macam persiapan dan perlengkapan yag harus dibawa olehnya, dari mulai baju,property yang harus digunakan sampai bekal makanan juga harus dibawa olehnya.Hari yang dinantipun tiba yakni hari pertama dimulainya ordik,acara tersebut begitu padat karna dimulai pukul 05.30-23.00 dan itu berlangsung selama 2 hari.
Setelah masa ordik berakhir proses belajar mengajarpun dimulai,dosen pertama masuk didalam kelas suasana kelas seketika hening dan terasa agak kaku karna diantara kita satu sama lain belum saling mengenal dan ketika dosen tersebut duduk beliau mulai mencairkan suasana dengan acara perkenalan diantara kami. Satu persatu teman-teman Zahra memperkenalkan diri,lumayan mudah bagi Zahra untuk mengingat satu persatu nama teman barunya yang berjumlah 20 orang tersebut. Saat dosen mata kuliah pertama berakhir teman-teman baru Zahra masih melanjutkan sesi perkenalan mereka dengan saling bertukar no.handphone.
Dengan seiring berjalannya waktu Zahra begitu akrab dengan semua teman-teman sekelasnya. Dari mulai belanja buku kuliah bareng,pergi ke taman kota hingga rujakan di masjid belakang kampus. Tetapi Zahra merasa ada yang aneh denga dua orang teman sekelas  mereka yakni aman dan putra, Zahra tak pernah melihat keberadaan mereka saat semua teman-teman sekelasnya berkumpul. Rasa penasaran Zahra mendorongnya mencari tahu apakah penyebab dari sikap kedua temanya tersebut. Dengan bermodal menkominfo wanna be (mahasiswi yang bertugas memberikan informasi kepada teman sekelas mengenai jadwal kuliah) Zahra mencoba mendekati dua temanya yang memiliki dunia sendiri tersebut mendapatkan balasan yang dingin dari keduanya.
Berkat semangat yang tak pernah menyerahlah Zahra menemukan satu titik kesempatan dimana putra bisa lebih terbuka dengannya dan bisa mulai bercerita kesana kemari dengan Zahra walau masih begitu kaku, Sedangkan aman belum bias membuka dirinya. Di waktu yang bersamaan Zahra juga menjalin hubungan/berpacaran dengan salah satu kakak tingkatnya yang bernama andi. Kisah itu berjalan singkat dan diam-diam,Zahra membuat keputusan mengakhiri hubungannya ketika Zahra tahu bahwa andi adalah seorang playboy/buaya darat dikampus. Mengetahui semua itu Zahra bersyukur bahwa dia bisa putus dengan andi dan tidak terjerumus terlalu jauh dengan andi.
Saat putra menyapa dalam SMS Zahra menceritakan kisah putusnya kepada putra,saat cerita Zahra berakhir putra menyatakan bahwa dia mengagumi Zahra sejak awal pertemuan mereka dalam kelas saat perkenalan hari pertama itu,tetapi karna pengalamanya Zahra begitu hati-hati dengan ungkapan laki-laki dan Zahra menganggap biasa saja pernyataan andi tersebut. Keesokan harinya saat Zahra bertemu putra dikampus dia mencoba bersikap biasa-biasa saja dan menganggap tidak terjadi apa-apa tetapi sejujurnya hati Zahra sama sekali tak setenang sikap yang ditunjukkannya pada putra. Beberapa hari setelah pernyataan hati putra,sikap putra pada Zahra jauh lebih care dan ini membuat Zahra semakin tidak tenang. Karna dia tahu bahwa ada dua orang teman sekelasnya yang menyukai putra yakni ayu dan dewi. Zahra berusaha menceritakan pada putra bahwa ada yang menyukainya dikelas,tetapi memang cinta sudah menentukan pilihannya walau didepannya intan berlian akan ia biarkan lewat begitu saja,dan berulang kali putra berkata bahwa dia hanya bisa menganggap mereka sebagai teman dan tidak lebih dari itu.
Berada pada situasi seperti ini Zahra begitu bimbang,karna perasaan tidak enak pada kedua temannya itu. Zahra memutuskan untuk menjauhi putra dan berharap putra bisa melupakannya. Tetapi kenyataan berkata lain yang ada cinta itu mulai tumbuh dihati Zahra.
Sampai pada saat dimana satu kelas mereka pergi mengikuti acara diklat/pelatihan di kota malang. Takdir kembali menyatukan keduanya, tanpa direkayasa Zahra satu kelompok dengan putra. Oh, YA ALLAH…teriaknya dalam hati. Hari pelatihan dimulai dan semua kegiatan mereka lalui bersama itu membuat hati Zahra begitu menyesak karna perasaan cintanya pada putra. Rasa itu semakin kuat saat dia melihat putra sedang bercanda tawa dengan uli,hati Zahra begitu terbakar cemburu itu membuat Zahra begitu menyesak karna perasaan cintanya pada putra.Sampai pada suatu malam Zahra begitu bertekad untuk mengatakan isi hatinya ini agar diapun lega.
Tiga hari berlalu saatnya mereka semua kembali pulang, dan saat sore tiba Zahra mulai memasuki bus dan dia duduk bersebelahan dengan putra. Dia begitu grogi dan bingung harus berbicara apa dengan putra. Setelah beberapa saat keheninganpun terpecahkan karna putra mulai mengajak Zahra mengobrol. Setelah kesana kemari membahas banyak hal putra mulai menanyakan kembali bagaiman perasaan Zahra padanya,dan Zahra mulai berpikir inilah saatnya dia harus mengungkapkan semua perasaannya, hal ini dilakukan Zahra dengan gugup,saking gugupnya keringat dingin mengucur dari dahinya. Resmi sejak saat itu Zahra menerima cinta putra.
Seiring berjalannya waktu Zahra mulai menjalani hubungan itu dengan putra,akankah cinta itu dapat bersemi selamanya dan hanya mautlah yang bisa memisahkan keduanya?. Entahlah,sekali lagi manusia hanya bisa berencana tetapi tetap ALLAHlah sutradara YANG MAHA AGUNG yang akan mengatur semuanya…

Surabaya,1 April 2012
15:36.

Senin, 08 April 2013

Akhirnya...


Akhirnya semua berakhir dengan caraNYA yang indah. Dengan cara yang terbaik untuk kita. Bila mungkin belakangan semua ini menjadi beban untuk kita berdua. Bila kita berdua ragu dengan apapun yang ada dipikiran kita masing-masing akhirnya kita bisa benar-benar jujur pada angin yang berhembus, pada nyanyian alam disekitar kita, pada hembusan nafas, pada detak jantung yang tak henti berdegup, dan terutama pada hati yang selalu berharap kita jujur. Walau awalnya mungkin begitu menyayat hati, meremukkan jantung tetapi semua ini ibarat obat yang pahit tetapi menyembuhkan nantinya, karna aku yakin akan itu. Mungkin bila saat ini kita sedih, itu wajar dan sangat manusiawi. Rasakanlah semua itu dengan caramu, biarkanlah dia mendarah daging karna semua itulah yang akan membuatmu semakin dewasa dan bijak menghadapi hidup ini.
Sby, 8 April 2013

Kamis, 04 April 2013

Batas Asaku...

Aku tak tahu,
bagaimana sebenarnya maunya orang tua?
saat semua jiwa & raga tlah diikhlaskan untuk membahagiakan mereka,
tapi ketika satu permintaan saja,
ingin pergi,
tapi tak diizinkan!
bukankah ini yang mengakibatkan seorang anag tak jujur nantinya,
saat jujur saja tak dihargai,
pilihan terakhir adalah berbohong,
Kalau perginya untuk hal yang tidak baik, pantaslah mereka melarang,
ini pergi untuk kebaikan masih saja tak diizinkan...
Hanya karna Aku seorang Wanita!